Memilih Jenis Masker Yang Tepat Untuk Menangkal Virus Covid-19

 


Kaum Rebahan ID -- Semenjak diberlakukannya PSBB seperti sedia kala membuat kesadaran untuk menggunakan masker kembali menjadi perhatian. Terlebih dengan kembali naiknya kasus Corona di Indonesia dalam beberapa minggu terakhir dimana setiap harinya rata-rata ada 3000 kasus perhari membuat kesadaran akan penggunaan masker ketika keluar ruangan menjadi sangat penting.

 

Belum sampai disitu, ternyata aturan penggunaan jenis masker yang benar untuk digunakan pun kembali bergulir. Seperti baru-baru ini PT Kereta Commuter Indonesia melarang setiap penumpang Commuter Line memakai masker jenis scuba karena penggunaan masker jenis ini dianggap kurang efektif untuk menangkal masuknya virus Covid-19 ke tubuh kita. Menurut Dokter RS UGM Yogyakarta Dokter Mahatma Sotya Bawono seperti yang dilansir oleh Galamedia menyatakan bahwa masker scuba hanya memiliki efektivitas 0-5% dalam menangkal masuknya virus Covid-19 kedalam tubuh sehingga dianggap kurang efektif untuk menangkal virus.

 

Ia juga menambahkan bahwa penggunaan masker Scuba juga kurang efektif untuk melindungi area hidung dan mulut penggunanya dari kontak dengan percikan, tetesan, maupun partikel yang mungkin saja terpapar atau tertular virus Covid-19 yang memang sulit untuk terlihat secara kasat mata. Kemudian yang menjadi concern dari Dokter Mahatma adalah bahan masker scuba yang terbuat dari bahan tipis elastis yang akan condong untuk longgar dan akan dengan mudahnya virus masuk kedalam pernafasan. “Tidak disarankan menggunakan masker scuba karena kemampuan filter yang kecil serta dengan bahan yang elastis seperti ini membuat masker menjadi longgar atau membesar” Ujuar Dokter yang merupakan Dokter spesialis THT tersebut.

 

Namun hal yang cukup mengherankan adalah mengapa penggunaan masker scuba baru dilarang sekarang dimana kasus Covid-19 sudah berlangsung sejak bulan Maret dan kasus di Indonesia sudah mencapai lebih dari 200.000 kasus di Indonesia dan pertambahan kasus perharinya yang bisa mencapai rata-rata 3000 kasus perharinya. Hal ini membuat semua orang menjadi bertanya jenis masker yang cocok untuk digunakan dalam menangkal kasus masuknya virus Covid-19 kedalam tubuh kita.

 

Ketika awal kasus Covid-19 ini muncul, masker bisa dibilang menjadi barang yang sangat langka dipasaran, dimana saat itu hanya dijual masker medis yang biasanya berisi 5 masker 1 sachetnya dan kalau sudah lama dipakai harus dibuang. Hal ini yang membuat masker saat itu menjadi barang yang langka dan sulit ditemukan disetiap diberbagai tempat. Dan hingga pada akhirnya hal tersebut membuat beberapa penjual masker mecoba mencari keuntungan dengan mengobral masker dan dijual dengan harga diatas harga wajar.

 

Berbagai upaya juga dilakukan oleh berbagai brand maupun perseorangan untuk mensiasati kelangkaan yang terjadi dengan yang mulai memproduksi masker kain maupun scuba. Salah satu alasannya ialah masker kain ataupun scuba dapat digunakan tidak hanya sekali dan mudah untuk dibersihkan.

 

Tetapi yang menjadi perhatian banyak orang adalah tentang inkonsistensi pemerintah dalam merubah aturan jenis masker yang boleh digunakan mengingat masker scuba sudah terlanjur banyak dijual dimana-mana dan pelarangan masker scuba baru dilakukan sekarang, khususnya di Commuter Line.  Nah sekarang dengan dilarangnya penggunaan masker scuba, maka sekarang ada 3 jenis masker yang dirokemendasikan untuk digunakan di luar rumah.

 

Yang pertama adalah jenis masker kain yang terbuat dari 3 lapisan kain yang pastinya lebih tebal bila dibandingkan masker scuba yang tipis, Kemudian masker medis yang biasanya digunakan untuk bedah. Dan yang terakhir adalah masker N95 yang secara kasat mata memang mirip dengan masker bedah, tetapi memiliki fungsi yang lebih baik dalam menghalau partikel- partikel yang sangat kecil.

 

Jadi begitulah pentingnya memilih jenis masker yang tepat untuk mencegah penularan virus Covid-19, jangan lupa untuk selalu menggunakan masker ketika keluar rumah dengan baik dan benar. Karena dengan menggunakan masker dapat mengurangi resiko penularan virus tak kasat mata ini.

0 komentar:

Posting Komentar